Friday, 8 November 2013

Lembah Kematian Semeru; Blank 75

Jangan biarkan diri lengah..
Karena disorientasi medan..
pertanda semua daya yg ada padamu diuji..

Puncak Mahameru


Blank 75 adalah istilah yg sering digunakan oleh personel SAR yg sering beroperasi di Semeru untuk menunjukkan suatu lokasi di gugusan lereng Semeru utk mencari ataupun mengevakuasi korban pendaki yg hilang ataupun tersesat selama pendakian ke Semeru. Bisa dibilang kawasan Blank 75 adalah "DEATH ZONE"-nya jalur pendakian Semeru. Gambaran medannya adalah lereng berpasir yg jalurnya putus (blank) karena dipisahkan oleh jurang yg dalamnya kira2 75m - 100m. Makanya disebut Blank 75. Lokasinya yaitu kalo kita turun dari puncak Semeru, maka Blank 75 letaknya berada diluar jalur di sebelah kanan arcopodo/kelik (dari arah puncak). Di sekitar batas vegetasi. Secara administratif TNBTS terletak di blok Pawon Songo, dusun Pasrujambe, Lumajang.

Kenapa dibilang Death Zone, karena berdasarkan modus selama ini hilangnya pendaki yg turun dari arah puncak kemudian mengalami disorientasi jalur, kebanyakan mereka melipir ke kanan dari jalur yg benar. Dan itu mengarah langsung ke Blank 75 tersebut. Lagi enak2nya prosotan di pasir pas turun tiba2 jalurnya terputus dan lgsg ada jurang dalam yg menganga di depannya dan gak sempat ngerem, bisa dipastikan wassalam. Hampir semua pendaki yg dilaporkan hilang waktu turun dari puncak Semeru diketemukan di sekitaran Blank 75 tersebut, entah diketemukan dalam kondisi hidup ataupun sudah menjadi mayat. Kalo ane gak salah ingat, korban terakhir di Blank 75 ini adalah Alm. Andhika dari UGM yg ditemukan mayatnya di area Blank 75 ini pada agustus 2009 lalu. Setelah itu ada Bule dari USA yg juga nyasar di area tersebut tp untung waktu diketemuakn msh dalam keadaan hidup. Bahkan pada saat SAR Andhika 2009 itu, tim SAR malah menemukan lagi 2 mayat (sudah menjadi kerangka) dari pendaki yg sebenarnya bukan menjadi target pencarian.


Tim SAR menuruni Blank 75


Evakuasi Survivor


Mayat Survivor harus naik ke atas lagi

Kenapa area Blank 75 banyak memakan korban pendaki yg disorientasi waktu perjalanan turun dari puncak ? Menurut pengamatan newbie karena waktu kita turun dari puncak Semeru melalui jalur berpasir itu, banyak pendaki yg tidak melakukan orientasi medan dengan memperhatikan patokan Cemoro Tunggal sebagai tanda jalur yg benar. Atau bisa jadi para pendaki tersebut kaluar dari kawasan puncak tidak pada entry point dimana dia masuk. Apabila pendaki tersebut melenceng di tengah jalur cerukan pasir yg benar, kemungkinan besar mereka akan melenceng ke kanan dari jalur yg benar. Karena ke kanan relatif lebih gampang daripada melenceng ke kiri yg mempunyai struktur lereng lebih curam dan banyak "tebing pasir" yg tinggi2 sehingga kalo kita udah masuk ke cerukannya akan sangat sulit utk keluar. Mungkin pada saat kita di atas, melencengnya cuma 1 meter dari jalur yg benar, tapi secara logika yg namanya kerucut, semakin ke bawah akan semakin jauh jarak selisihnya.

Pun misalnya pendaki yg telah tersesat tersebut jatuh/masuk ke area Blank 75 tersebut sebenarnya masih dalam keadaan hidup, besar kemungkinan survivor tersebut tidak bisa bertahan hidup lama, kaena (sekali lagi) berdasarkan pengamatan newbie vegetasi di area tersebut tidak mendukung utk kita melakukan survival. Ditambah lagi tdk ada sumber air dan kondisi cuaca dan suhu kawasan Semeru yg bisa dibilang lumayan extreme. Angin kencang dan suhu yg sangat dingin.
Jadi kalo boleh newbie berpesan pada agan2 sekalian yg mo naek semeru, sebisa mungkin berjalan dalam satu rombongan utuh pada saat turun dari puncak. Karena di perjalanan turun itulah resiko terbesar untuk tersesat karena disorientasi jalur.




Berikut ini adalah sedikit informasi tentang Blank 75..
  1. Blank 75 sebenarnya tidak menunjukkan pada 1 titik koordinat tertentu, melainkan istilah Blank 75 itu dipakai untuk menyebut suatu area berbahaya yang cukup luas atau panjang, yang memiliki jurang-jurang dengan berbagai kontur / ketinggian yang semuanya berbahaya. Bagian jurang atau tebing, ketinggiannya mencapai sekitar 75 meter sehingga muncul istilah Blank 75. Bukan hanya dititik itu saja melainkan di titik-titik lain sekitar Blank 75.
  2. Blank 75 sebenarnya bukan jalur pendakian melainkan jalur aliran lahar.
  3. Blank 75 itu areanya berada pada jalur antara Arcopodo atau Cemoro Tunggal kearah Desa Pasrujambe, Kabupaten Lumajang.
  4. Cemoro Tunggal lokasinya disekitar koordinat 49L 711603 mE 9104263 mS
  5. Desa Pasrujambe lokasinya disekitar koordinat 49L 720174 mE 9105136 mS

CARA YANG AMAN MENURUNI GUNUNG SEMERU
Blank 75 merupakan seluruh area saat kita pulang yaitu antara lereng pasir Mahameru (Cemoro Tumbang/Cemoro Tunggal, Arcopodo dan sekitarnya) sampai ke Kalimati atau area vegetasi, semuanya harus diwaspadai karena penuh dengan jalur jebakan yang membuat pendaki rawan mengalami dis-orientasi. Ini dikarenakan selama kita turun, track-nya berbelak-belok, terkadang kita tidak sadar bahwa kita sudah mengambil arah yang salah karena ada banyak persimpangan. Dari Arcopodo kembali ke Kalimati itu sangat membutuhkan kecermatan.

Hanya mereka yang sudah hafal dikepalanya (sudah cukup sering melewati jalur tersebut) atau punya rasa/sense mengenai saat yang tepat harus mulai berbelok ke kiri arah Kalimati. Kalau terlewat, mereka akhirnya akan terbawa pelan- pelan semakin tersesat terlalu kekanan yang cenderung ke arah Lumajang.
Untuk Tim PA yang sudah sering latihan Kompas & Peta. Hal tersebut dapat diterapkan waktu berangkat setelah melewati Ranu Kumbolo, ketika kita berada ditempat terbuka (padang rumput/oro-oro) dimana kita masih bisa melihat puncak dengan sangat jelas, disekitar Kalimati (sebelum mulai memasuki area pepohonan), kemudian ukur bearing/azimuth cemoro tunggal atau lereng pasir sedikit diatasnya. Kemudian waktu pulang memakai patokan kompas menggunakan sudut wayback /kebalikannya. Dilokasi petualangan manapun, jika sudut berangkatnya lebih dari 180 derajat maka wayback-nya tinggal dikurangi 180 derajat. Kalau sudut berangkatnya kurang dari 180 derajat maka pulangnya tinggal ditambahi 180 derajat. Akan makin akurat lagi jika kita mengambil sampling arah kompas berangkat/naik tersebut (antara Kalimati - Cemoro Tumbang atau sedikit diatasnya) beberapa kali dan dicatat. Kemudian wayback-nya tinggal dibalik dengan cara yang sama berselisih 180 derajat.
Jika menggunakan GPS, yaitu dengan meng-ON kan TRACK pada GPS (Mulai Kalimati atau Ranupane sampai kepuncak). Pulangnya mengikuti track baliknya (TRACK BACK) dari puncak sampai Kalimati/Ranupane. Hati-Hati jika meggunakan eTrex karena dibawah canopy pepohonan yang lebat, kurang sensitif. Dan perlu reorientasi ditempat-tempat dimana signal satelit cukup bagus. Jika menggunakan 76 CSx sudah tidak diragukan lagi mengenai keakuratan dan kesensitifan dalam mengeplot sebuah titik-titik koordinatnya. Meskipun menggunakan GPS, jangan lupa tetap menggunakan kompas dan peta.
PINTU MASUK UNTUK TERSESAT DI BLANK 75
  1. Plotkan dipeta kita Titik ke 1 dari pintu Masuk kearah Blank 75, pada koordinat 49L 712918 mE 9105142 mS.
  2. Kemudian Titik ke 2 pada koordinat 49L 713621 mE 9103777 mS.
  3. Tarik garis yang menghubungkan kedua kordinat tersebut. Garis inilah yang disebut sebagai garis pintu masuk ke arah Blank 75. Jangan sampai kita pergi kearah memotong garis ini, sebab kalau kita melewati garis tersebut maka kita sedang tersesat memasuki area Blank 75 !!!
Perhatikaan patokan

Kiri-kanan Jurang




 Sumber: KaskusOANC , http://rembangbawahtanah.blogspot.com

Wednesday, 16 October 2013

Pecandu Ketinggian



Perjalanan ini...

Ada segurat ragu setiap kumenatapmu..
Tinggi Angkuh menjulang seperti tak tersentuh..
Ribuan cerita yang melegenda erat takkan pudar..
Berbalut Aura khas yang menyapa setiap inchi kala menapakimu..

Spektrum hijau dan biru bergradasi indah..
Tak bisa ku nalar semua yang ada padamu..

Sesegera kuseret kaki kecil ini perlahan..
Di iringi deru nafas yang hembuskan kepayahan..
Dipeluk kristal garam yang mencair di permukaan..
Menandakan tubuh ini berada dibatas ketahanan..

Sesekali kulempar ketanah Ransel ini..
Aahhhh.. Kiranya perjalanan ini, disini kusudahi ..
Menderu degup jantung memompa semua sel ragawi..
Berperang antara Akal versus Tekad yg tak kalah tinggi..

Kadang cucuran keringat ini jatuh bersama puing-puing semangat..
Walau Sang Fajar tak begitu sangar menyegat..
Ini aneh... Sepertinya sudah ratusan langkah, kenapa seperti jalan ditempat.??
Waktu membuat cahaya semakin condong kebarat..
Tandanya malam akan segera merapat..

Embun pun turun perlahan..
Segala Daya, emosi kembali ter-tenangkan..
Tak tahu kapan sampainya pada tujuan..
Namun Kuyakini langkah ini tak akan berujung pada kesia-siaan...

Kudengar serangga mulai bernyanyi..
Dendangkan pujian akan seimbangnya hutanmu yang alami..

Inilah perjalanan Kami, Para Pendaki....
Sepenggal pelarian diri..
Dari hiruk-pikuknya hipokritas berlatar kepentingan pribadi..
Setiap Giri yang membentang dari timur kebarat adalah habitat Kami..
Untuk mencari ketenangan diri..
Sampai terlelap dalam dekapan Ibunda Bumi..
Yaa..Kecintaan Kami akan Ketinggian melebihi Keindahan ombak yang menari-nari..
Yaa... Inilah Kami.


Tuesday, 1 October 2013

Pesona mistis Tampomas

Tampomas nu matak waas..(Tampomas yg membuat Indah )

Tampomas 1684mdpl; sumber: wikipedia
Assalamualaikum...
SALAM RIMBA.!!!!!


Gunung Tampomas adalah salah satu gunung di Jawa Barat yang terletak di Kabupaten Sumedang. Taman Wisata Alam Gunung Tampomas masuk Kecamatan Buahdua, Congeang, Sidang kerta dan Cibereum Kabupaten Sumedang. Keadaan Taman Wisata ini bergunung-gunung dengan ketinggian antara 625-1.685 meter di atas permukaan laut

Dalam ekspedisi kali ini, Saya berpetualang bersama dan Iki bocah kelas 2 SMP saudara Reza. Perjalanan ini bisa dibilang dadakan karena direncanakan dlm semalam saja. Besoknya langsung eksekusi. persiapan alat pun gak lebih dari dua jam..:)
Sabtu 28-09-2013
Setelah semalam memfixkan petualangan kali ini, Sy seperti biasa tetap masuk kerja. dengan harapan dapat izin untuk meninggalkan pekerjaan lebih cepat. Namun sayang, rencana utk izin jam 10.00 terganjal karena Direksi sedang rapat. Dan apesnya Saya malah ditarik untuk ikut rapat. Untung waktu itu rapat cepat selesai. Ttd izin sdh di ACC. Sy langsung bersiap-siap. Ganti baju dan Sepatu Trek.
Jam 10.30 Sy keluar kantor. Dan untungnya tak lama kemudian Bus yg mengantar Saya ke Sumedang datang. Cusss Ke Desa Legok Sumedang, unutk kemudian menuju Rumah Reza di Conggeang.
Singkat cerita pukul 12.30 nyampe Legok, Saya sempetin ke Ind*mart untuk beli logistik. Gak banyak, cuma Gas dan Pasta untuk makan nanti.
Langsung nunggu angkutan untuk lanjut ke conggeang. Dapet angkutan langsung jalan. Jam 13.00 Sy sudah nyampe di rumah Reza. Disana sempet Repacking + ngetes Kompor yang agak-agak error. Gasnya nyamber terus..:D
Iki pun dateng, sdh lengkap personil, kami mulai berangkat. menggunakan omprengan naik colt bak terbuka sampai desa Narimbang. Lanjut pake Ojek, dengan mahar 5000 rupiah, sdh sampe kawasan perkemahan + curug Ciputrawangi di desa Narimbang.

Wana wisata Curug Ciputrawangi. - Narimbang ; Tampomas; Sumedang

Pukul 14.00 kami mulai perjalanan Dipos awal sebenarnya kita gak perlu isi full Air, karena nanti di Pos selanjutnya, tepatnya di Saung para penunggu Huma, akan ada mata air. Tapi Ezonk isi Full air disini. Sang porter sejati ini pun memenuhi 10 L kapasitas galon kemudian dibawanya..Luaarrrr Biasa...

Pack it up, pack it in

Mari mulai siksa dengkul dan otot kaki..
Kontur tanah dan batu menjadi ciri khas pegunungan di Jawa barat. Trek menanjak diselingi bonus trek agak datar. Seperti biasa proses Aklamatisasi memaksa tubuh untuk beradaptasi dengan lingkungan dan medan yang tidak biasa. 1 jam pertama adalah neraka. selanjutnya adalah arena olah raga.dan 1 jam terakhir menuju puncak adalah gurun penyiksaan dimana tubuh sudah sampai limitnya...*lebaaaayyyyy

Ngroko dulu biar gak panik

Iki si Bolang

Trek awal adalah hutan pinus, rupanya hutan ini masih dimanfaatkan warga desa utk mencari kehidupan. salah satunya mencari kayu, berburu, dll. trek awal hutan pinus ini lumayan membuat nafas terengah-engah. Tapi semangat terus menggebu...:D

View dari hutan Pinus ke desa Narimbang
Sekitar pukul 15.00 selepas hutan pinus pertama, kami sampai di Huma, beberapa saung terlihat berdiri agak berjauhan. Kami beristirahat sebentar di salah satu saung yg letaknya dipinggir jalur pendakian. Bertemu dengan beberapa temen pendaki lain. Mereka memutuskan utk camp disini. Dan juga bertemu penunggu Huma + saung. Si Aki sebling yang omongannya gak jelas...Coba deh ngobrol sendiri klo ksana..:p

Trek mengarah ke Huma

Saung si Aki Sebling penunggu Huma
 Gak lama di saung ini, 10 menit kemudian kami lanjutkan perjalanan. Selepas Huma kita akan disuguhkan hutan pinus kedua. Dan trek semakin menanjak. Tapi tenang, banyak bonusnya kok. Gak segarang Cikuray..:D Sekitar pukul 16.00 WIB Kami sampai di Pos III Batu Kukus. Sepertinya tempat ini sering dipakai org utuk bersemedi dengan tujuan masing-masing. terlihat dari bekas puntung rokok, hio dan bunga-bunga yang ditaburkan. Sekitar 10 menit kami beristirahat disini.
Pos III Batu Kukus

Pos III Batu Kukus
Perjalanan dilanjutkan, dengan trek yang mulai agak mendatar, hutan pun menjadi semakin rimbun, keadaan sore hario membuat suasana semakin gelap. Mendekati Pos V, suara adzan terdengar, Tapiii...Kram menyerang kaki saya, membuat perjalanan semakin melambat, ditambah trek yang semakin menanjak. Tiba di Pos V kami sdh memegang senter untuk berjalan. Karena kabut pun mulai turun. Disini baru terasa Tanjakan yang dahsyat, disaat tubuh sudah klimaks dlm keletihan, dipompa dengan semangat "Puncak sudah dekat" kami paksa kaki-kaki lemah ini untuk terus mendaki. Tak begitu memperhatikan tanda-tanda sekitar, kami hanya mengikuti jalur yang terbuka saja. Dan alhamdulillah sekitar pukul 20.00 WIB kami sampai di Puncak Tampomas. Well, perjalanan yang biasanya ditempuh selama 4-5 jam, kami selesaikan dlm 6 jam. Maklum lah pendaki amatir..:D
Kondisi pas nyampe puncak udh turun kabut, kami langsung nyari lapak untuk bentang Flysheet sekedar pelindung dari embun. Karena angin mah tetep ajah masuk tuhh..:D
Shelter Bivak udh berdiri, istirahat. Makan, ngopi, dll. Diselingi teriakan pendakai lain yg parno karena banyak Babi hutan hilir mudik deket tenda. Kita jg sama sebenernya, dibawah shelter kami itu jalur Babi hutan, Alhamdulillah mereka gak merangsek naek ke atas..:D

Langsung Isi perut

Siapin keberanian buat lawan babi hutan..:p
Dan praktis malam itu kami tidur dengan kurang nyaman. Disamping Babi hutan, banyak pula tikus-tikus hutan yg hilir mudik. Yang disyukuri adalah cuaca malam itu tenang, tak ada hujan atau angin yg bisa memperparah keadaan kami.

Besoknya kami terbangun dan menyaksikan lansekap Sumedang, jatinangor dari atas Tampomas...Sungguh meakjubkan. Dokumentasi sebentar, trus balik lg ke shelter, makan timbel sisa kemarin, packing trus siap-siap pulang...


Pagi hari di Puncak Tampomas

Pagi hari di Puncak Tampomas

Pagi hari di Puncak Tampomas

Saat pulang kami melewati celah panjang yg dalam yg ditandai dengan papan bertulisan "Kawah". Menurut legendanya, Tampomas memang penuh dengan kekuatan ghaib. Bagi seseorang yang menyempurnakan ilmu disitu akan mampu ngahiyang atau hilang tanpa bekas.

Didepan Cerukan celah memanjang diduga gurat erupsi yg tidak terjadi

Didepan Cerukan celah memanjang diduga gurat erupsi yg tidak terjadi

Memasuki abad ke-XVIII, gunung tersebut akan meletus bahkan penduduk di sekitarnya diguncang gempa. Pangeran Sumedang datang ke gunung tersebut untuk melakukan deteksi kebatinan, dengan menancapkan keris pusaka Kujang Emas ditengah-tengah puncaknya. Kemudian setelah itu dari perut gunung mengeluarkan api panas yang mengalir ke kawasan Conggeang dan sekitarnya.Sejak itu pula gunung tersebut dikenal dengan Gunung Tampomas, diambil dari perkataan “tanpa kujang emas" akan meletus.

Perjalanan turun dimulai sekitar pukul 08.30 WIB dan sampai di Pos pertama sekitar pukul 11.30 WIB  Agak lama memang, karena kondisi Kaki saya yg mengalami gangguan pada bagian tempurung dengkul..*Kebiasaannn...:p

*Bijaklah dengan alam. Gak peduli berapa tinggi gunung yang kau daki. Jangan pernah anggap sepele.


Wassalamualaikum..
SALAM LESTARI..!!!

*Bonus-bonus..:p

a.k.a Ezonk

a.k.a Oyz

Full personel Ki-Ka (Iki, Oyz, Ezonk)

Full personel Ki-Ka (Iki, Oyz, Ezonk)

Tanjakan Sanghyang Tikoro yang semalam dilewati. seperti inilah rupanya

80 derajat kemiringan Sanghyang Tikoro

Istirahat di Batu Kukus

Istirahat di Batu Kukus

Istirahat di Batu Kukus

Friday, 30 August 2013

Cikuray - Papandayan ; Double trip yang bikin Betis menjerit (2)

Sabtu 17 Agustus 2013
Terbangun dipagi hari di Pos Pemancar Cikuray. Saat itu sekitar jam 06.00 Hujan gerimis sudah mulai turun, Ane udah stand by didepan bilik yang semalem dipake berlindung dari Angin, tepat bersebelahan dengan Pos Pendataan Pendaki. Kopi hitam pekat dan Rokok setia menemani.

Dari semalam, rombongan pendaki tak henti - hentinya berdatangan. Makin pagi, intensitasnya makin tinggi. Ane cek ke Pos pendataan, baru sampai jam 08.00 saja sudah 231 pendaki yang tercatat naik Cikuray. Dan gelombang ini akan terus bertambah saat hari makin menjelang sore. Hujan membuat para pendaki yang sudah daftar, memilih untuk menunda perjalanan mereka. Sebagian ada yang ngopi, makan, ngobrol, ada juga yg packing ulang. Ane mah santai sajah, meretas rasa lelah setelah 2 hari mencumbu Cikuray.

Sekitar siang jam 09.00 Semua personil terbangun, semua menuju warung sebelah untuk sekadar mengisi perut. dari sini mulai perbincangan dilanjutkan. Wacana untuk ke Papandayan sepertinya sudah terlupakan dan Kami siap untuk pulang kerumah masing-masing. dan sekitar jam 11.00 Kami turun menggunakan Ojek menuju jalan raya.

Racun Mamang Ojek
Sepanjang perjalanan menggunakan ojek Ane ngobrol sama si Mamang Ojek, Iseng Ane tanya angkutan menuju Papandayan. Si Mamang pun ngeracun gak tanggung-tanggung. Katanya sayang kalo udah ke Garut cuma ke Cikuray, lagian liburan masih 2 hari. Kalau mau mending ke Papandayan atau ke Guntur. Ngobrol ngalor-ngidul si Mamang bilang kalau angkutan menuju Papandayan hanya 2 kali naek Angkot. paling sekitar 10.000an. Ane semangat dengernya.

Sampe di Pos ojek pinggir jalan, sambil nunggu yang lain dateng, Ane coba racik Racun buat personil lain. Setelah kumpul, Ane tebar tuh Racun. Awalnya yang semangat tetep berangkat ya Ane sama Karyo. Ane Udah akting depan anak-anak sambil bilang "Papandayan Kita abisin logistik, Berdua. ??" *Sambil sodorin tangan* | "siiiaappp Maannggg" *Kata Karyo penuh semangat*.
Dari situ racun yang diawal dihembuskan mulai bereaksi, Edu yang udh 99% pulang, Kurtadit yang ikut gimana Edu, dan Cingkleung yang juga ikut sama Edu + Kurtadit pun terlihat bimbang.
Dan suntikan racun paling berbisa adalah ketika Ane deketin Anak-anak sambil bilang...."Oke Genk...Kita berpisah disini, Ane sama Karyo gak ikut ke Terminal dan langsung ke Papandayan.."
Edu terlihat mulai kehilangan akal sehat, Kurtadit pun sama bimbang. Cingkleung mah emang dari awal udah fifty-fifty. Dan dengan sigap Edu bilang "Yaudah Gw ikut...Tp janji besok pagi-pagi kita cabut. Gw pengen Istirahat dirumah..." | "Iye udah santai ajah...." *Sambil berbisik 'Insyaalloh' dalem hati*..Hihihihiii. "Tapi duit Gw abis.." kt Edu | "Pake punya Gw dulu" kt Cingkelung. Dan Jadilah kami berlima melanjutkan Perjalanan ke PAPANDAYAN.

Singkat kata dari Pos Patrol (Pos Ojek) Cikuray AKmi berangkat menggunakan Angkot. Tak lupa dijalan Kami makan siang + Beli logistik tambahan. Dan ternyata 2 kali naik Angkot itu cuma sampe alun-alun Cisurupan Pintu masuk jalur menuju Desa terakhir Papandayan sajah. Sama kayak Tumpang. Jadi mesti nyewa angkutan lagi ke Pintu masuk kawasan PApandayan. Dan kami diantar Temen Cingkleung dengan mahar 20.000 perorang..*Nuhun Kang..*

Sampai ditempat parkir, Kami daftar, repacking dan memulai pendakian Ceria....:)
Ceria..Gak kaya di Cikuray..:p
Papandayan
Sepanjang jalan yang kami lewati di Papandayan seakan membayar semua keluh kesah, keringat, Capek dan ngilunya betis Kami yang mulai menjerit. Bebatuan di trek awal, berganti patahan tebing-tebing yang dibawahnya menjorok Jurang-jurang yang suguhkan Panorama indah. Sekitar 2,5 jam berjalan dari Pos Pendaftaran, Kami sampai di Pos Lawang Angin. Terowongan yang akan membawa kami menuju Pondok Saladah, Target utama Kami.

Mantaappp

Cikuray tuuhhh..:)
Trek Papandayan terbilang tidak terlalu menyulitkan. Bahkan ini sudah jadi kawasan wisata. Banyak Ibu-ibu dan anak - anak pun ikut menyusuri jalan setapak bebatuan untuk melihat Kawah belerang dari dekat.

View from Lawang Angin
tak lama sekitar pukul 16.00 Kami sampai di Pondok Saladah..Taraaaa.....Gak saar buat diriin tenda + Ngopi-ngopi unyu....:)

Pondok Saladah
Pondok Saladah
Tiba disana Kami langsung bagi tugas. Mendirikan tenda, Cari Air dan Cari Kayu...Malemnya Kami makan malam dengan menu Telur sosis Kornet dan Ayam hasil dari Sharing menu sama tenda sebelah...:)

Minggu 18 Agustus 2013
Paginya Kami bangun trus Ane + Edu bikin Nasi Goreng, Sup jagung + Ikan Sarden sementara yg lain masih pada istirahat, Ane dan Edu udh memulai pagi dengan ngopi-ngopi ganteng..:p

Kebersamaan adalah segalanya
Beres makan, langsung packing dan siap-siap pulang. Rute pulang kami sengaja untuk ambil rute lain menuju Hutan Mati. Gak afdhal rasanya kalo ke Papandayan gak ke Hutan Mati. Dan benar saja, panas terik matahari yang sukses membuat Kulit Ane makin eksotik tergantikan dengan hamparan Hutan Mati yang mempesona.
Persiapan pulang dari Pondok Saladah
Full personil di Hutan Mati
Perjalanan Turun kami percepat. Maklaum, kaki-kaki ini sudah sangat lelah dan ingin sekali berbaring dengan layak..:) Singkatnya kami tiba di terminal Guntur-Garut sekitar pukul 14.00 Makan siang dan secangkir Es Goyobod menjadi penutup perjalanan Kami selama 4 hari di Garut.
Cingkleung, Edu + Kurtadit nyari Bis menuju Jakarta, Karyo cari angkutan menuju Ciamis, Ane pun nyari angkutan menuju Cirebon yang seperti biasa harus transit dulu di Cileunyi.

Sampai Jumpa Sahabat...Sampai bertemu di petualangan-petualangan berikutnya.. You're all Awesome.!!!

Wassalamualaikum warrahmatullah
SALAM LESTARI.!!!!


Bonus
Adit a.k.a Kurtadit
Edu a.k.a Edu
Aryo a.k.a Karyo
Rendy a.k.a Cingkleung
Oyz (TS)