Friday 30 August 2013

Cikuray - Papandayan ; Double trip yang bikin Betis menjerit (2)

Sabtu 17 Agustus 2013
Terbangun dipagi hari di Pos Pemancar Cikuray. Saat itu sekitar jam 06.00 Hujan gerimis sudah mulai turun, Ane udah stand by didepan bilik yang semalem dipake berlindung dari Angin, tepat bersebelahan dengan Pos Pendataan Pendaki. Kopi hitam pekat dan Rokok setia menemani.

Dari semalam, rombongan pendaki tak henti - hentinya berdatangan. Makin pagi, intensitasnya makin tinggi. Ane cek ke Pos pendataan, baru sampai jam 08.00 saja sudah 231 pendaki yang tercatat naik Cikuray. Dan gelombang ini akan terus bertambah saat hari makin menjelang sore. Hujan membuat para pendaki yang sudah daftar, memilih untuk menunda perjalanan mereka. Sebagian ada yang ngopi, makan, ngobrol, ada juga yg packing ulang. Ane mah santai sajah, meretas rasa lelah setelah 2 hari mencumbu Cikuray.

Sekitar siang jam 09.00 Semua personil terbangun, semua menuju warung sebelah untuk sekadar mengisi perut. dari sini mulai perbincangan dilanjutkan. Wacana untuk ke Papandayan sepertinya sudah terlupakan dan Kami siap untuk pulang kerumah masing-masing. dan sekitar jam 11.00 Kami turun menggunakan Ojek menuju jalan raya.

Racun Mamang Ojek
Sepanjang perjalanan menggunakan ojek Ane ngobrol sama si Mamang Ojek, Iseng Ane tanya angkutan menuju Papandayan. Si Mamang pun ngeracun gak tanggung-tanggung. Katanya sayang kalo udah ke Garut cuma ke Cikuray, lagian liburan masih 2 hari. Kalau mau mending ke Papandayan atau ke Guntur. Ngobrol ngalor-ngidul si Mamang bilang kalau angkutan menuju Papandayan hanya 2 kali naek Angkot. paling sekitar 10.000an. Ane semangat dengernya.

Sampe di Pos ojek pinggir jalan, sambil nunggu yang lain dateng, Ane coba racik Racun buat personil lain. Setelah kumpul, Ane tebar tuh Racun. Awalnya yang semangat tetep berangkat ya Ane sama Karyo. Ane Udah akting depan anak-anak sambil bilang "Papandayan Kita abisin logistik, Berdua. ??" *Sambil sodorin tangan* | "siiiaappp Maannggg" *Kata Karyo penuh semangat*.
Dari situ racun yang diawal dihembuskan mulai bereaksi, Edu yang udh 99% pulang, Kurtadit yang ikut gimana Edu, dan Cingkleung yang juga ikut sama Edu + Kurtadit pun terlihat bimbang.
Dan suntikan racun paling berbisa adalah ketika Ane deketin Anak-anak sambil bilang...."Oke Genk...Kita berpisah disini, Ane sama Karyo gak ikut ke Terminal dan langsung ke Papandayan.."
Edu terlihat mulai kehilangan akal sehat, Kurtadit pun sama bimbang. Cingkleung mah emang dari awal udah fifty-fifty. Dan dengan sigap Edu bilang "Yaudah Gw ikut...Tp janji besok pagi-pagi kita cabut. Gw pengen Istirahat dirumah..." | "Iye udah santai ajah...." *Sambil berbisik 'Insyaalloh' dalem hati*..Hihihihiii. "Tapi duit Gw abis.." kt Edu | "Pake punya Gw dulu" kt Cingkelung. Dan Jadilah kami berlima melanjutkan Perjalanan ke PAPANDAYAN.

Singkat kata dari Pos Patrol (Pos Ojek) Cikuray AKmi berangkat menggunakan Angkot. Tak lupa dijalan Kami makan siang + Beli logistik tambahan. Dan ternyata 2 kali naik Angkot itu cuma sampe alun-alun Cisurupan Pintu masuk jalur menuju Desa terakhir Papandayan sajah. Sama kayak Tumpang. Jadi mesti nyewa angkutan lagi ke Pintu masuk kawasan PApandayan. Dan kami diantar Temen Cingkleung dengan mahar 20.000 perorang..*Nuhun Kang..*

Sampai ditempat parkir, Kami daftar, repacking dan memulai pendakian Ceria....:)
Ceria..Gak kaya di Cikuray..:p
Papandayan
Sepanjang jalan yang kami lewati di Papandayan seakan membayar semua keluh kesah, keringat, Capek dan ngilunya betis Kami yang mulai menjerit. Bebatuan di trek awal, berganti patahan tebing-tebing yang dibawahnya menjorok Jurang-jurang yang suguhkan Panorama indah. Sekitar 2,5 jam berjalan dari Pos Pendaftaran, Kami sampai di Pos Lawang Angin. Terowongan yang akan membawa kami menuju Pondok Saladah, Target utama Kami.

Mantaappp

Cikuray tuuhhh..:)
Trek Papandayan terbilang tidak terlalu menyulitkan. Bahkan ini sudah jadi kawasan wisata. Banyak Ibu-ibu dan anak - anak pun ikut menyusuri jalan setapak bebatuan untuk melihat Kawah belerang dari dekat.

View from Lawang Angin
tak lama sekitar pukul 16.00 Kami sampai di Pondok Saladah..Taraaaa.....Gak saar buat diriin tenda + Ngopi-ngopi unyu....:)

Pondok Saladah
Pondok Saladah
Tiba disana Kami langsung bagi tugas. Mendirikan tenda, Cari Air dan Cari Kayu...Malemnya Kami makan malam dengan menu Telur sosis Kornet dan Ayam hasil dari Sharing menu sama tenda sebelah...:)

Minggu 18 Agustus 2013
Paginya Kami bangun trus Ane + Edu bikin Nasi Goreng, Sup jagung + Ikan Sarden sementara yg lain masih pada istirahat, Ane dan Edu udh memulai pagi dengan ngopi-ngopi ganteng..:p

Kebersamaan adalah segalanya
Beres makan, langsung packing dan siap-siap pulang. Rute pulang kami sengaja untuk ambil rute lain menuju Hutan Mati. Gak afdhal rasanya kalo ke Papandayan gak ke Hutan Mati. Dan benar saja, panas terik matahari yang sukses membuat Kulit Ane makin eksotik tergantikan dengan hamparan Hutan Mati yang mempesona.
Persiapan pulang dari Pondok Saladah
Full personil di Hutan Mati
Perjalanan Turun kami percepat. Maklaum, kaki-kaki ini sudah sangat lelah dan ingin sekali berbaring dengan layak..:) Singkatnya kami tiba di terminal Guntur-Garut sekitar pukul 14.00 Makan siang dan secangkir Es Goyobod menjadi penutup perjalanan Kami selama 4 hari di Garut.
Cingkleung, Edu + Kurtadit nyari Bis menuju Jakarta, Karyo cari angkutan menuju Ciamis, Ane pun nyari angkutan menuju Cirebon yang seperti biasa harus transit dulu di Cileunyi.

Sampai Jumpa Sahabat...Sampai bertemu di petualangan-petualangan berikutnya.. You're all Awesome.!!!

Wassalamualaikum warrahmatullah
SALAM LESTARI.!!!!


Bonus
Adit a.k.a Kurtadit
Edu a.k.a Edu
Aryo a.k.a Karyo
Rendy a.k.a Cingkleung
Oyz (TS)

No comments:

Post a Comment