Friday 27 February 2015

From PAPANDAYAN For PALESTINE

"Kami kibarkan Panjimu..
di titik-titik tinggi muka bumi..
sedikit asa Kami bagimu pertiwi..
Jayalah Indonesiaku..."

Free Palestine

Super late post nih...
Hehehee...Baru sempet nulis lagi sekarang. akhir - akhir ini sibuk...(*Lagaknyaaaaa...)

Perkenalkan Personil baru yang teracun dan udah mulai berani hantam sistem kerja di kantornya. Dialah Mang Obrens sang Kehormatan... Setelah sekian lama mupeng liat catper Ane, akhirnya dia bilang: "Pokonya Agustus ini pengen ke Papandayan..!!!!" Maka sebagai pemuda yang berhati lembut Saya mengiyakan request beliau...

Plan disusun, Racun disebar.. Terjaringlah beberapa bromocorah yang diantaranya: Mang Kumis, Kakang, Anton, Fikri dan Karyooo yang sebelumnya gak niat ngetrip pun di dudut. Sertaaaaaa... Perkenalkanlah The Raising Star Kami pada trip kali ini.. Sambutlah dia....(*drum roll) Agaaaaannnn... Baqi...(*trak dug cesssss*)..kriikk...kriikkkk...*Kemudian Hening*

Fullteam.. Atas(*Ki-Ka) : Oyz, Anton, Agan Baqi, Tomz Kumis, Kakang, Fikri Combro
Bawah(*Ki-Ka): Karyooo, Obren


15 Agustus 2014
Tiba hari keberangkatan sudah sepakat bahwa meeting point kali ini adalah terminal Guntur Garut. Tim Cirebon; Ane berangkat bareng Obrens selepas pulang Kerja sekitar jam 4 sore. Dari Bandung Mang Kumis solo traveller dan selebihnya Tim Ciamis. Etapi, Fikri a.k.a Comro berangkat dari Bandung pula.

Kedatangan Tim dimulai oleh Mang Kumis disusul Fikri yang kebetulan baru pertama ngetrip. Ane udah bilang ke Fikri klo Mang Kumis udah nunggu di Al** M*rt depan terminal dengan ciri-ciri yang sudah diedarkan oleh tim penyidik kepolisian sebelumnya,,,Bhahahahaaa..

Ane datang sekitar jam 12 malem. Macet dari Sumedang hingga rancaekek membuat perjalanan Ane molor. Taklama setelah Ane datang, Tim Ciamis pun datang 3 wajah yang tak asing lagi sudah mulai berpendar di remangnya terminal Guntur malam itu. Ditambah 1 penampakan yang jauh hari udah Ane prediksi klo beliau adalah maestro pendakian dari Ciamis. Sempat jiper juga sih... Dan benar dugaan ternyata Agan Baqi ini adalh seorang MAESTRO..!!!!!

Satu..Duwa..Tigakk..Empatt...Hap...Hap...
*Pemanasan*
Keadaan di terminal kala itu sudah mulai dipadati oleh para pendaki dengan berbagai tujuan. Setau Ane paling banyak ke Cikuray waktu itu. Sudah ada yang langsung berangkat menuju destinasi masing-masing malam itu juga. Kami memilih tempat untuk beristirahat karena perjalanan Kami mulai besok pagi saja. Setelah area tunggu penumpang di Terminal tidak nyaman, Kami menuju Masjid untuk beristirahat, dan sudah banyak pendaki lain yang juga memadati Masjid. Beruntung Kami masih dapet sedikit tempat di area luar Masjid. Dan tetap saja niat tidur pun tidak terpenuhi. Sampe pagi cuma merem-merem Ayam.

Teras Masjid Terminal Guntur
16 Agustus 2014
Tak terasa Adzan Shubuh memanggil. Shalat shubuh dulu lalu packing dan mencari angkutan menuju Cisurupan. Setelah dapet Angkot, Perjalanan pun Kami mulai...Bruuuummmmm.
Sekitar jam 7 pagi Kami sudah di Cisurupan. Walaupun waktu tempuh dari terminal mengalami delay karena Angkot yang Kami tumpangi sekalian mengisi barang untuk diantar dan barang itu adalah puluhan box berisikan Es Krim. Fix Pagi yang dingin di Garut semakin sumringah dengan uap-uap Es Krim yang sedikitpun TIDAK MENGGODA. Kemudian Kami sampai ditempat ngetem angkutan dan Ojek yang biasa mengantar Pendaki ke Camp. Davis Pos Pendaftaran Papandayan.

The Angkots Koploks
Karena perut sudah mulai berdansa, Kupat tahu depan alun-alun pun Kami serbu. Setalah itu lengkapin logistik dulu. Dan perut yang baru diisi makanan itu pun dikocok oleh trek jalan aspal yang berlubang. Kami menggunakan Mobil bak Colt buntung waktu itu.

The Kupats dealer
Jam 9 pagi sudah sampai di Pos pendaftaran. Perizinan pun diurus, setelah itu nikmatin dulu panorama Camp Davis diarea parkir.

Redeehhh...
PENDAKIAN DITUTUP
Begitulah tanda yang tertulis di pintu masuk pendakian. Bersamaan berdirinya seorang Akang yang terlihat sebagai sesepuh yang sarat pengalaman dan fasih akan seluk-beluk Papandayan. Beliau menjelaskan bahwa Campground sudah penuh sesak dan tak ada tempat lagi. Karena area hutan sebenarnya tertutup untuk mendirikan tenda. Melihat gelagat serperti ini puluhan pendaki mulai merangsek ke pintu masuk. Tapi tetap tak ada yang bertanya atau meminta penjelasan perihal kejadian tersebut.

Bikin Galau...
Akhirnya Ane yang kebetulan berada paling depan menanyakan perihal ditutupnya jalur dan area pendakian. Jujur Kami merasa sedikit kecewa dengan pengelola. Karena di info yang Kami dapat, tak ada batas jumlah pendakian dan perizinan pun masih diberikan. Buktinya Kami semua pegang Tiket masuk izin pendakian. Si Akang yang sedari tadi berdiri pas ditengah-tengah trek pun mengatakan bahwa pihak pengelola tidak menyangka antusias Pendaki bakal sebanyak ini. Tapi kalaupun emmang pihak pengelola ini sigap dan profesional, melihat membludaknya pendakian, harusnya di Stop sebelum Kami mendaftar. Bahkan distop di Cisurupan, agar Kami bisa mengalihkan tujuan Kami kalaupun memang Papandayan ditutup. ane sampaikan hal tersebut kepada si Akang Jagawana Papandayan tersebut. Bahkan Ane sempat menawar untuk camp di Lawang angin. Atau bahkan di Tegal Alun. Tapi memang kedua tempat itu tidak diperbolehkan. Area camp hanya di saladah. Melipir ke hutan pun tidak boleh.
Sempet nekat untuk tetap melakukan pendakian. Karena Ane tau potong kompas dari trek resmi. Tak sampai berujung pada saling otot, akhirnya salh satu jagawana disana mungkin kesel liat Ane ditambah Pendaki lain yang mulai merangsek kedepan dan bergumam-gumam sendiri, akhirnya Kami diperbolehkna masuk. Dan pada saat  portal dibuka, Kami serta merta menyeruak masuk ke area trek pendakian. Udah kaya Jamaah Haji nih...heheheee...

Rombongan Jamaah Majlis Papandayan
Dari jauh hari memang sudah diset bahwa pendakian kali ini temanya Woles... Gak ngejar target apapun. etapi ngejar target makan siang ding..soalnya sepanjang jalan sang MAESTRO berkali-kali kelaparan dengan Carriernya yang NYANGGEYENG (*baca: miring)... Ane jadi geumpeur...

The MAESTRO...!!! *salim*
jam 13.00 Sampe di pondok saladah paling terkahir Ane, Kakang + Fikri sudah ditunggu yang lain. Dan harapan tenda sudah berdiri, makanan udah tersedia pun Buyaaaarrrr...!!!!! Para pendengki yang duluan sampe sedang leyeh-leyeh...Pffttttt...-___-

Hadeehhh...
Cek Area, cari celah untuk berdiriin dua tenda Kami. Akhirnya memang harus melipir ke hutan pingir Saladah. Tenda berdiri saatnya masak untuk menambal kebocoran pada lambung Kapal biar gak oleng Kapteennnn...:D

Enjoy Papandayan

Enjoy Papandayan

Siang menuju sore kami isi dengan ngopi dan menikmati celah-celah sinar matahari yang meretas diantara rekahan cantigi yang saling menjalinkan ranting dan daunnya yang berjabat satu sama lain. Malam haripun tiba Disusun lah rencana bahwa besok harus bangun jam 4 shubuh untuk melanjutkan ke puncak Papandayan. Sekedar info saja, bahwa pendakian pertama Ane ke Papandayan cuma sampek Saladah.

17 Agustus 2014
Dirgahayu Indonesia..!!!!!
Diawali dengan bangun kesiangan, Kami menggeliat keluar tenda... sedikit sarapan untuk mengganjal perut waktu itu roti dan susu sudah cukup. Kami bergegas dengan semangat yang masih tinggi untuk menuju puncak. mengelilingi hutan pinggiran pondok Saladah Kami akhirnya sampai diarea yang dipenuhi edelweiss sebelum pertigaan menuju hutan mati. Karena belum pernah ada yang ke Tegal Alun akhirnya Kami bertanya ke beberapa pendaki lain. Ada ang bilang kalo Tegal alun adalah area yang kami sekarang, ada yang bilang masih setengah jam lagi ke kanan.

Salah woiii...

Bukan ini Tegal Alunnya...:((((
Dan akhirnya Kami lanjutkan perjalanan menanjak lagi terus dari pertigaan menuju Hutan Mati Kami ambil Kanan. Dan tak diduga... dari atas muncullah sesosok Perempuan yang bikin Kakang grogi. Dan Ane baru ngeuh klo dia adalah Sang Penerang... Grogi dongs klo liat kecengan lagi sama Pacarnya...heuheuuu... Dan Ane baru ngeuh saat itu, kenapa dari kemaren malem di Terminal Kakang gak mau diem, kayak yg nyari sesuatu. ternyata ehhh ternyata......-____-
Skip yesss masalah lope-lope yang gak nyampe...bikin capeee...:p
Nyampe Tegal alun matahari sudah beranjak mulai meninggi, tak lama Kami disini cuma sempat mengambil bebrapa foto, lalu kami putuskan turun karena menurut info dari pendaki lain menuju Puncak masih lumayan jauh dan Kami sudah kesiangan. Jadi menuju puncak Papandayan Kami urungkan...Lain kali Kita coba lagi..:D

Add caption

From Tegal Alun For Palestine

Sampai di Tenda sindrome enggan pulang melanda... Mau masak buat makan siang pun malas rasanya. Tapi melihat kengkawan yang lain sudah mulai rese. Dan Ane takut Sang MAESTRO ngamuk-ngamuk. Maka Ane masak untuk mengisi kesejahteraan Kami yang memang sudah diambang degradasi moral...(*yoo opoo tooohhh)

Puanasee Pollll...
 Setelah beres packing, Kami bersiap untuk pulang mealaui rute Hutan Mati. Matahari yang meninggi membuat perjalanan terasa makin berpeluh. Tapi semangaatttt mari pulang dan tetap Tampan..:D
Area Hutan mati menjadi ekspolitasi Kami. Agak lama disini puas-puasin sebelum pulang...

Hutan Mati
Perjalanan turun dari Hutan Mati ini mengharuskan kita ekstra hati-hati.. Batuan kerikilnya akan membuat pijakan kaki sering labil. dan kalo gak hati - hati bisa glundung ke bawah disambut (*baca: dibentur) dengan batu-batu yang jauh dari kata lucukk...

Sampe di Camp Davis sekitar jam 2 siang.  setelah istirahatr, Kami langsung mencari angkutan untk turun ke Cisurupan. Lalu melanjutkan ke Terminal Guntur.
Nyampe di terminal Guntur sore sekitar jam 16.00 bersih-bersih dulu. dan tibalah saat yang memuakkan... Berpisah dengan saudara sependakian itu berat... Tapi niscaya akan menambah erat ketika tiba waktunya kita berkumpul merangkum tawa yang membahana.

Sekian Catper kali ini... Maap singkat,,,:D

Bonus..:D

Agan Baqi.. Si tampan bertulang belakang

no caption

Petjjaahhhhh...!!!

HBD Babeh Asbo...!!!

Calon Anggota PalaKoclak...*Maap Raray seadanya*

Pondok Saladah

Hutan Cantigi

Lawang Angin

Selfie Astutie

Pulaangggg...
Oyz
Obren
Tomz
Karyooo
Kakang
Fikri
Anton
The Lalakon Agan Baqi
INDONESIAAAA...!!!
Fik, itu sepatu Kamu ada tikotoknya, Klo matahari panas gini nanti meleleh lho... |
Biarin Kang, itu sudah menjadi kehendak yang diatas...

No comments:

Post a Comment